Rezeki, bukan datang dari konsumen. Bukan juga datang dari bisnis. Tapi mutlak, datangnya dari Maha pemberi rezeki.. Allah Swt.
Bisnis hanya jadi kendaraan saja. Kendaraan untuk menyempurnakan ikhtiar, yang kemudian menjadi nilai Ibadah. Rezekinya datang dari Allah, yang terkadang disalurkan melalui bisnis kita atau konsumen kita.
Maka jika paham alurnya, bahwa rezeki datang dari Allah, sudahlah berhenti berharap rezeki datang dari konsumen. Jangan push konsumen anda.
Jangan menyempitkan makna rezeki, sehingga memaksa calon pelanggan untuk membayar anda. Padahal, lakukan saja yang terbaik, karena itu bagian daripada ikhtiar.
Rezekinya, biar Allah yang atur. Bisa melalui pelanggan tersebut, bisa juga dari pelanggan lain. Atau bahkan dari project – project lain yang diluar nalar kita.
Saya berharap, bisnis teman – teman adalah bisnis jangka panjang dan menjadi gerbang manfaat untuk banyak orang. Aamiin.
Tulisan ini, saya tulis sebagai penasihat diri.
Terakhir pesan saya,
“Jangan hancurkan kredibilitas oleh nilai rupiah”.